puisi SAHABAT TETAPLAH SAHABAT

1 comment
puisi by. Nilawati 

Masih pantaskah kau kusebut teman?
Setelah apa yang tlah kau lakukan
setelah kau menyayat luka begitu dalam
membuatku terisak tanpa jeda.
Dan-
Merengkuh lutut sendirian
pada pekat malam
lemah nan tak berdaya 
diri terbujur kaku tersungkur.
Apakah ini yang dinamakan sahabat?
Hanya bersanding saat bahagia.
Lalu--
Pergi saat kuberduka.
Bahkan aku tak sanggup melakukan apa-apa.
Harusnya engkau paham teman
aku sakit atas semua perlakuanmu.
Namun--
Lihatlah aku hanya diam
merintih dalam kesakitan
menjaga setiap perasaanmu.
Karena kau sahabatku
dan akan selamanya begitu.

Kota Soto, 22-04-17.

1 komentar: